Sabtu, 31 Maret 2012

KEMO KE 3

Karena dampak kemo yang sangattt berat.. aku berjanji tidak mau lagi dikemo. Walaupun dokter memaksa, toh hasilnya 2 kali sudah complete remision terus pikirku.
Setelah pulang, aku harus tetap cek lab setiap minggu dan  harus kontrol. Di temani suami kami konsul dengan dr.meci di RS Siti Khadijah, karena kalau di RSMH sudah pernah kami coba dan sangat ribettt…apalagi kalau menggunakan Askes. Makan ati. Hehe.
Rupanya, saat konsul dokter menjelaskan bahwa aku masih harus melewati tahap kemoterapi maintenance. Kali ini tahap perawatan dan penyembuhan. Dokter menjelaskan sebenarnya boleh di kemo boleh tidak. Tapi dari pengalaman dokter katanya yang tidak kemo perawatan leukemianya bisa kambuh dalam 2 tahunan, jadi agar lebih aman lebih baik di kemo.
Yah, dengan berat hati, kami sepakat aku di kemo. Dan kali ini aku sudah pasrah akan dampak2 yang akan muncul.
 Namun, kali ini ternyata lain. Kemo kali ini dampaknya tidak terlalu dahsyat. Mual muntah hanya sesekali. Ku tanya dokter, rupanya karena memang dosisnya memang jauh lebih rendah dari yang kemo 1 dan kemo 2. Alhamdulillah, opname pun Cuma 1 minggu. Kami pun pulang ke rumah lagi. Welcome home…


KEMO TAHAP 2

Karena kondisiku masih lemas, dokter tidak mengizinkan kami pulang. Katanya aku tidak boleh pulang sampai kemo tahap selanjutnya, alhasil terbayang sudah bahwa aku akan berada beberapa bulan lagi dirumah sakit ini. Dan itu berat sekali. Aku sudah bosan, sangat bosan berada di dalam ruangan 3x3 seharian di atas tempat tidur ditambah dengan gantungan selang infus. Bosan telentang, duduk, bosan duduk tengkurap, bosan tengkurap miring, bosan miring telentang lagi. Huft!

Setelah menunggu 21 hari, kemo tahap 2 pun dimulai. Kali ini disebut konsolidasi. Kemonya Cuma 5 hari, dengan dosis daunorubycyn hanya 1 hari, alhamdulillah pikirku. Kemo kali ini ku jalani dengan nyaman, nafsu makanku telah kembali, aku makan banyak… nambah2, entah rasanya ingin makannn terusss… kata orang memang kalo orang yang nafsu makannya kembali setelah sakit, makannya akan lebih rakus, dan itu sudah kubuktikan, hehe.
Keluarga senang melihat aku banyak makan. Makanan apapun yang ku inginkan, dimasak dirumah dan diantar ke RS. Soalnya menu dari RS sudah bosan, dan sudah bisa ditebak pasti ada tahu!! (saking lamanya di RS ni..) Hehe. Dan memang saat nafsu makan ku lagi “normal” begini, berat badan naik, sengaja  kugunakan sebagai “tabungan” berat badan untuk menghadapi dampak kemo ke 2, pasti turun lagi.

Tak terasa, 5 hari pun berlalu. Kemo selesai.
“2 hari lagi cek darah ya bet” kata dokter.
“kapan saya boleh pulang dokter?” iseng2 ku tanya.
“kalau hasil lab bagus,boleh pulang. Asal banyak makan.”
Senang sekali ketika mendengar boleh pulang, alhasil langsung ku jawab
“makan ku banyak dok, malah lagi enak2nya” hehe.
Menunggu hasil lab, kami deg2 an, dan ternyata alhamdulillah trombositku di atas 200.000, Hb normal, dan leukositku normal.
Alhamdulillah pulangggg…..
Tapi dokter pesan “seminggu kontrol lagi, dan kita akan BMP. tapi jika besok saja sudah demam, harus di rawat lagi”
“oke dokter…”kataku.
Alhamdulillah, kami pulang, dan alhamdulillah juga bisa berlebaran haji dirumah. Senangggg…sekali….

3 hari dirumah membuatku nyaman, berdoa moga2 tidak di opname lagi. Tapi apalah daya, lusa setelah lebaran badanku mulai tak nyaman, kadang2 meriang. Aku pun cek darah lagi, dan ternyata trombositku turun, dari 200 ribu tinggal 20 ribu. Terpaksa aku harus opname lagi. Malamnya karena panas yang terlalu tinggi mencapai 39, 2 derajat badanku menggigil. Aku merasa dingginn..sekali. menggigil yang tak bisa dikendalikan, aku diselimuti berlapis2, tapi masih terasa dingin. astaghfirullah… aku opname lagi… ketemu suster2 lagi, di tempat yang sama, kondisi ruangan yang sama, Cuma berbeda nomor kamar saja. Dan dampak kemo pun mulai bermunculan, dan ternyata aku harus dirawat 1 bulanan.
Bersyukurnya setelah BMP pasca kemo ke 2, hasilnya complete remision lagi, alhamdulillah J.

KEMO… KEMO,,, KEMO….

Selama dirawat di RS Charitas kurang lebih 3 minggu, dokter meci selalu menyarankan untuk pindah ke RSMH saja. Katanya pengobatan ini bakalan lama, di RSMH banyak keuntungannya, bisa ASKES, alat2 penunjang lebih lengkap, bisa dapat bantuan obat dari YKI (yayasan kanker indonesia), PMI dekat, dsb. Namun yg lebih penting dr. meci lebih lama berada di RSMH jadi pemantauannya lebih mudah.
Sebenarnya di RS Charitas sudah cukup nyaman, suster2nya ramah2, makananya tinggal pilih menu, pelayanan cepat dan profesianal…tapi sayang selama 3 minggu itu pembayarannya juga membuat kantong tak nyaman..hehe.
Alhasil, setelah 3 hari suami cari dan pesan kamar di RSMH akhirnya kami pun pindah. Alhamdulillah ada kamar kosong.

Setelah kami pindah ke RSMH, dr.meci sepertinya tampak senang. Perencanaan kemoterapi pun dimulai. Aku disuruh mempersiapkan “badan” kurang lebih seminggu, makan banyak dan bergizi demi menyambut obat keras yang bernama kemoterapi. Aku juga diberi bbrpa macam obat, lupa gunanya untuk apa saja. Dokter juga sudah mejelaskan bahwa kemo ini akan ada bbrapa dampaknya. Antara lain :
·         semua unsur darah turun, hb, trombosit, leukosit dan termasuk leukosit yg tak normal,
·         rambut rontok,
·         demam tinggi,
·         hilang nafsu makan,
·          mual muntah,
·          sariawan, diare
·         jerawatan,
·         kulit mengering, kuku menghitam
·         pandangan kabur,
·         sakit kepala, sakit perut
·         sakit tulang, dan masihhh banyak lagi.

 Dan aku pun harus siap menghadapinya, mau tidak mau, harus dihadapi. Ternyata kemo ini juga ada syaratnya, trombositku minimal harus 50.000. jika tidak kemo tidak boleh dilakukan, sehingga kemo pun sempat tertunda beberapa hari. Infus sementsrs dilepas, dokter brharap trombositnya akan naik.
Ternyata benar, setelah 3 hr aku cek darah dan trombositku naik jd 75.000. karena harus cepat, besoknya kemo pun dimulai.

KEMO TAHAP 1
Dari dokter, kami tahu bahwa ternyata kemo ini terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :
Tahap 1 disebut induksi (selama 7 hari)
Tahap 2 disebut konsolidasi (selama 5 hari)
Tahap 3 disebut maintenance ( selama 5 hari).
 Masing2 tahap mempunyai tujuan dan dosis obat yang berbeda, setiap tahap akan dilanjutkan ke tahap[i]berikutnya kalau tahap sebelumnya telah sampai remisi sempurna .

Nah, karena baru pertama pengobatan maka aku akan di kemo selama 7 hari berturut2 selama 24 jam. Obat yang digunakan merupakan kombinasi dari Daunorubycin dan cytarabin (mungkin agak salah tulisannya ni.. J )

Jrenggg… hari kemo pun tiba, aku banyak baerdoa moga lancar. Infus pun kembali dipasang. Untuk kemo ternyata ada suster khususnya, bukan sembarang orang. Berpakaiankhusus lengkap, masker. Dan ketika obat diracik seluruh anggota keluarga disuruh keluar ruangan…tinggalah aku dan sang suster  J.
Kemo ini ternyata Cuma memasukkan cairan obat keras itu melalu selang infus selama beberapa jam. Sebelumnya aku disuntik sekitar 5 macam suntikan, a.l untuk antibiotik, anti mual, anti alergi, duanya lupa.
Sambil ngobrol2, suster terlihat lihai meracik obat dan memasukkannya ke dalam botol infus. Ternyata ada dua warna, merah dan putih bening. Baru kku tahu yang berwarna merah adalah daunorubycin dan yang bening adalah citatarabin. Dauno yang berwarna merah kulihat hanya sedikit, sekitar seperempat botol infus dan harus habis selama 1 jam. Sisanya cytarabin sampai hari kemo berikutnya.

“nah,,kita mulai ya bet, Sebelumnya suntik dulu” kata suster.
Aku meng-okekan, sambil mengucap bismillah bebarengan…
Setelah menunggu 5 menit, obat pertama –merah- pun dipasang.
“ini agak perih bet, jadi agak ditahan sekitar 1 jam ” sambil senyum suster memberitahuku.
Aku pun mengangguk, “oke, pasti tahan” kataku sombong..
Setelah dipasang, suster pamit dan selanjutnya diserahkan sama suster jaga.

5 menit, 10 menit, aku masih biasa, tidak ada rasa apa2. Namun ternyata….beberapa menit kemudian obatnya mulai bereaksi di pembeluh darah, aku mulai merasakan perih.. makin lama makin perih,,,akhirnya sakit,,sakitttt…..sekali sampai tulang, tanganku tak bisa digerakkan, bukan tak bisa, kasur digerakkan sedikit saja rasanya sakittt sekali sampai pundak. Dan itu harus ku rasakan selama 1 jam, selama 3 hari berturut-turut. Ruangan sepi, keluarga sedih melihat kondisiku. Sambil berdzikir tanpa terasa aku menangis, memohon ampun pada yang menciptakan rasa sakit…astaghfirullah..

Hari berganti, tidak terasa sudah hari ke 7, kemo tahap 1 pun selesai. Agar aku merasakan sedikit “kebebasan” selang infus untuk sementara dilepas. Yang penting aku   masih mau makan dan tak mual muntah.
4 hari berlalu, aku masih anteng2 saja. Makan masih lancarrr..semua masuk.. namun memasuki hari ke 5 pasca kemo, aku mulai merasakan dampaknya. Tiba2 nafsu makan hilang, lidah hambar, mulai mual dan makin hari makin lemas…
Terpaksa, selang infus pun kembali dipasang. Aku mendapat suntikan anti mual dan antibiotik, karena dari hasil cek darah semuanya turun. Walaupun aku tak nafsu makan, tiap makan muntah, mau tak mau aku harus tetap makan,,dan memang harus makan!!
Muntah, makan lagi, keluar, masukkan lagi…subhanallah…beratnya saat2 seperti itu.
Ternyata, selain mual muntah, dampak lain mulai muncul, rambut ku langsung rontok dengan mudahnya, 3 hari langsung habis (subhanallah…betapa mudahnya Dia mengambil titipanNYA). Aku mulai sariawan, batuk, jerwatan dan tulang2 sakit…semua harus ku jalani,, mau tak mau,, demi kesembuhanku… bismillah…

Dan bukan itu saja, untuk mengetahui keberhasilan kemo tahap 1, aku harus kembali menjalani pemeriksaan sumsum tulang (BMP). Dan itu dilakukan hari ke 14 pasca kemo hari pertama. Astaghfirullah…tulang ku kembali harus di bor, dan itu harus dilakukan dan penting untuk menentukan apakah kemo 1 berhasil atau tidak, jika tidak aku harus kembali menjalani kemo induksi selama 7 hari lagi.
Dan akhirnya, BMP pun dilakukan, 2 hari kemudian hasilnya keluar, dan hasilnya “Complete Remision” (kemo tahap 1 berhasil!!!) Alhamdulillah……… J


PERHATIAN KALIAN MENGUATKANKU…. ^^

Setelah vonis itu, semua keluarga diberi tahu. Dan karena peristiwa “butuh pendonor” malam itu, keluarga dan teman2 tahu bahwa aku sakit leukemia. Semua tersebar dengan cepat, alhasil keluarga sibuk dan teman2ku pun ikut sibuk.
Keluarga sibuk mencari alternatif pengobatan selain kemoterapi yang ditawarkan oleh dokter. Segala obat yang disarankan orang2 kami tampung. Semua dicoba. Mulai dari sarang semut, rebusan daun sirsak, air do’a, akar-akar benalu dan masih banyak sekali. Semua mempunyai khasiat masing-masing.
 Here they are :

1.       SARANG SEMUT.
Ini adalah obat herbal yang pertama aku minum, selain info yang kami dapat dari internet juga ada kerabat yang memberitahu tetang khasiat obat ini. Sepengetahuan kami, sarang semut asli hanya ada di papua sana. Kami sempat bingung untuk mendapatkannya. Namun, ada yang memberitahu bahwa sekarang sudah ada yang bentuk serbuk dalam kemasan kotak. Di palembang ini, kami mendapatkannya di toko Hasan As.
Dari keterangan pada kemasan, sarang semut ini harus direbus menggunakan panci kaca atau stanlies, dan akan lebih baik jika menggunakan priuk dari tanah. Karena kami pikir mungkin khasiatnya akan lebih bagus, priuk tanahlah yang di pilih.
Karena bentuknya serbuk yang sangaaattt halus, walau telah disaring pun, sisa airnya masih mengandung serbuk2 kecil. Entah itu dari sarang samutnya atau dari priuk tanahnya J. Karena ingin sembuh, air rebusan ini ku minum juga.
Beberapa hari obat ini masih berlanjut ku minum, sayangnya obat ini ada efek sampingnya padaku, aku batuk2. Alhasil, obat inipun di stop. J

2.       BENALU KOPI, JERUK NIPIS DAN BAMBU
Ini adalah obat yang paling spesial. Soalnya, selain dari asalnya jauh, tempat mertuaku muara dua, obat ini juga sangat2 susah mendapatkannya. Betapa tidak, sangat jarang sekali benalu yang tumbuh di batang kopi, jeruk nipis dan bambu. Mendengar cerita dari mertua dan kakak ipar ku, untuk mencarinya mereka harus keliling ke kebun bahkan hutan2 di dusun orang lain. Dengan perjuangan berat, akhirnya didapatkanlah ke tiga macam benalu ini.
Ketiga akar ini direbus dan diminum 3 kali sehari, dengan yakin dan berharap kesembuhan dari Allah obat ini terus ku minum. Rasanya tentu saja “enak”. Untuk meminumnya aku harus tutup hidung dan menghirup aroma jeruk, jika tidak…huek..
Obat ini terus berlanjut..

 3.       AIR DO’A
Maksud air doa ini maksudnya adalah air putih biasa namun sudah dibacakan ayat-ayat qur’an  yang memang biasa melakukan pengobatan melalui air. Dan bukankah Rasulullah sering melakukan hal seperti ini. Semuanya ada 3 macam, dari 3 orang berbeda dan dibawa oleh 3 orang keluarga yang beda pula J. Semuanya dicoba, yang penting niatnya hanya mohon pada Allah SWT.

4.       REBUSAN DAUN SIRSAK
Banyak sekali orang2 yang menyarankan untuk meminum rebusan daun ini. Katanya untuk obat kanker. Kami pun mencari informasi melalui internet bahkan membeli buku tetang daun sirsak. Disana jelas sekali manfaat daun tersebut, dari penelitian daun ini bersifat 10.000 kali lipat dari kemoterapi, subhanallah!
Kami pun langsung mencoba resep tersebut, alhamdulillah disekitar komplek perumahan tetangga kami rata2 mempunyai pohon sirsak. Alhamdulillah diberi kemudahan oleh allah untuk mendapatkannya.
Agar menjadi obat, daun yang direbus adalah daun yang tidak terlalu tua maupun terlalu muda, jadi yang sedang2 saja. Caranya 20 lembar daun direbus bersama 3 gelas air hingga bersisa 1 gelas, direbus dengan api kecil secara perlahan2, kemudian diminum 3 kali sehari masing2 1 gelas. Untuk merebusnya harus menggunakan panci stainles atau kaca. Rasanya seperti the tanpa gula J. Herbal ini terus berlanjut samapai sekarang.
5.       JUS BIT, WORTEL, BAYAM, BUAH-BUAHAN.
Semuanya diminum, ini untuk penunjang pembentukan darah dan persiapan kemo…

Tahap pertama 5 macam herbal ini dulu, nanti masih ada yang berikutnya… J

Pasca vonis minggu ke-1, 19 sep 2011


DARAH PERTAMA
Malam setelah dinyatakan positif leukemia perasaanku tetap seperti biasa, makan tetap lahap. Tak terlalu sedih atau takut, atau apa, entahlah mengapa aku begitu..
Namun, setelah sekitar pukul 9 malam, Seorang suster masuk ke kamar dan memnyampaikan pesan dokter bahwa malam ini kami harus mencari pendonor, karena besok pagi aku harus melakukan transfusi darah. Katanya  lebih baik lagi kalau pendonornya dari keluarga sendiri. Aku terkejut, rasanya badanku masih sehat,rupanya dari hasil cek lab, Hb ku jauh dibawah normal, dan harus transfusi. Dan aku harus mencari pendonor yang sama dengan golongan darahku, yaitu gol. A+.
Suamiku mulai sibuk nelpon dan sms keluarga, memberitahukan orang tuaku juga dan aku pun tak kalah sibuk membantunya mencari pendonor, namun hanya lewat FB, siapa tau teman2 ku ada yang bersedia membantu.
Akhirnya setelah beberapa jam, sekitar pukul 00.30an kami mendapatkan pendonornya, alhamdulillah dari keluarga sendiri. Karena darahnya dibutuhkan pagi hari, Malam itu juga suami langsung ke PMI untuk melakukan pengambilan darahnya. Alhamdulillah semua berjalan lancar, esok pagi aku baru akan ditransfusi.

Paginya, karena akan ditransfusi selang infusku ditambah, awalnya hanya satu cabang, kini jadi dua cabang, satu untuk infus biasa dan satu lagi untuk darahnya. Jujur aku ngeri melihat tanganku yang banyak selang dan plester itu, seperti  apaaa gitu..
J
Tidak berapa lama kemudian suster mengatakan transfusi akan segera dilakukan, aku mulai deg-degan, karena ini adalah pertama kalinya aku melakukan transfusi. Aku membayangkan ada darah orang lain yang akan masuk ke badan ini. Pikiranku mungkin akan terasa sakit. Untunglah suster disana menjelaskan semua akan berjalan baik2 saja,dan rasanya pun akan biasa saja, seperti cairan infus yang sering dipakai selama ini, tidak sakit. Aku masih boleh bergerak2, sambil makan pun boleh. Hmmm syukurlah,,
Sebelum darahnya dimasukkan, aku disuntik dengan beberapa macam suntikan dulu, seingatku ada 3 macam suntikan. Salah satunya untuk anti alergi. Suntikan ini berguna untuk mencegah alergi terhadap darah baru yang masuk, kalau tidak cocok bisa mengakibatkan bentol2 dan gatal2. (ternyata walau golongan darahnya sama, masih ada ketidakcocokan ya…subhanallah sekali ciptaaMU).
Lima menit kemudian, kantong darahpun dipasang, selangnya dibuka, dan darah itu mulai menetes, terus turun perlahan ke selang, selang yang tadinya berwarna putih kini jadi merah gelap, dan akupun memperhatikannya dengan rasa deg-degan, karena tau aku takut, suami berusaha menenangkan ku. Perlahan, darah itu pun menghilang dibalik plester jarum infusku, ya, darah orang lain pertama masuk ketubuhku… subhanallah..
Tidak sakit , biasa saja..:) 

ALLAHUAKBAR, TERNYATA LEUKEMIA..

3 hari pasca BMP, tepatnya senin, 19 september 2011 hasil BMP ku selesai. Sebelumnya dokter mengatakan bahwa beliau sendiri yang akan membawa hasilnya. Kami sekeleuarga besar harap2 cemas menunggu kedatangan dokter dengan hasil BMP ku itu.

Manusia hanya berencana, Allah lah yg menentukan semuanya. Setelah sebelumnya kami yakin, bahkan dengan sangat yakin kami mengira sakitku itu adalah APS, bahkan dengan percaya dirinya kami membaca artikel2 di internet ttg pengobatan, perawatan dan obat APS,  ternyata kami salah. Allah ingin menunjukkan Dia lah yg berkuasa,,Dan ujian itu pun mulai mencapai puncaknya, aku positif LEUKEMIA! Leukemia dengan jenis  AML (M2) (baru ku ketahui bahwa leukemia jenis ini ada M0-M7,dibedakan berdasarkan sel2 darah putih yg diserang) .

Mungkin dr. Meci tak tega atau entah karena apa, beliau tidak menyampaikan secara langsung kpd kami. Malah beliau sedikit “bersandiwara” ketika mengecek kondisiku.
Waktu itu, sekitar pukul 13.30an, hanya ada aku dan kedua orang tuaku dikamar rawat, seperti biasa dokter datang mengecek kondisiku. Kami tidak lupa janji beliau bahwa ia akan membawa hasil BMP hari ini. Tapi kami sedikit bingung ketika ia berkata :
“sudah di ambil belum hasil BMP nya?”
 “bukannya dokter yang akan membawakan hasilnya?” kata ayahku.
“lho,,katanya bapak yang akan mengambilnya…” kata dokter.
Kami bingung,, dokter pun diam dan setelah selesai ia pergi keluar kamar. Tanpa ada curiga sedikitpun, kami merencanakan akan mengambilnya esok harinya…
Ternyata itu cuma “sandiwara” dokter, yang berpura2 belum mengetahui hasilnya…
Tiba2, 10 menit kemudian, ayahku di panggil suster.
Sebelumnya tanpa ada rasa apa2, setengah jam kemudian ayahku masuk kamar kembali. Namun kali ini lain, mata beliau agak sedikit memerah, wajahnya tampak sedih.. aku bertanya2 dalam hati, ada apa???
Ternyata di luar, sesuai  perintah dokter, suster sudah menceritakan semuanya.
Akhirnya, dengan terbata2 beliau menceritakan bahwa dokter telah membawa hasil BMP ku, dan penyakitku telah diketahui,,dengan berat..terlihat berrraatt sekali beliau mengucapkan kata “LEUKEMIA”.
Baru kali ini aku melihat beliau menitikkan air mata, ya Allah mungkin betapa sedihnya beliau saat itu…..(ampuni hamba ya Rabb…). Dan ibuku pun tak kalah sedihnya, beliau juga sudah duluan menangis…  ayahku tak henti2nya menasehatiku agar bersabar, tabah dan tegar. Aku hanya diam mendengarkan.
Namun, aku heran dengan diriku sendiri, kenapa saat mendengar kabar itu aku tak menangis,,,entah karena apa. Mungkin aku terlampau sedih atau karena ikhlas atau bisa jadi karena aku hanya ingin terlihat kuat di depan mereka,,entahlah, yang pasti saat itu aku tak menangis!

Sore hari, ayahku telah menceritakan ttg penyakit itu pada suamiku. Ia memeluk ku dan tampak sedih juga, namun aneh aku tetap tak menangis..
Kemuadian, Ia mengajakku untuk sholat ashar berjamaah. Karena tak bisa berdiri aku menjadi makmum sambil duduk diatas t4 tidur, ternyata aku tak sekuat yang ku kira,  air mataku pun menetes saat shalat, dan tangis itu makin menjadi ketika kami berdo’a. berdo’a memohon ampun padaNYA..

“Ya Allah,,betapa berat ujian ini, betapa lemahnya hamba jika tanpa bimbinganMU, kuatkan aku, kuatkan kami… aamiin yarabbal’alamin…”